bahaya merokok
Bahaya Merokok
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah
menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan
tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan
akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan
kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti
penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga
mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi
serta gangguan kehamilan dan cacat pada janian.
Pasioen-pasien perokok juga berisiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya
penyembuhan luka setelah pembedahan termasuk bedah plastik dan rekonstruksi,
operasi plastik pembentukan payudara dan operai yang menyangkut anggota tubuh,
bagian bawah.
Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui
orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri
dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang
depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu
asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di
sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat
dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur
untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai
rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap
(tembakau kunyah).
Sebetulnya apa saja
yang terkandung dalam asap sebatang rokok yang dihisap ? Tidak kurang dari 4000
zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85
persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen
sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol,
kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari
beribu-ribu zat di dalam rokok.
Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat,
nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin,
karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker
(karsinogen). Sebetulnya apa sih zat-zat tersebut dan
bagaimana mereka membahayakan tubuh ?
(1) Nikotin. Zat yang paling sering dibicarakan dan
diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan
pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari
sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
(2) Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok
sebanyak 0,5 ug. Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu
hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam
tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayakangkan bila seorang perkok berat
menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini
masuk ke dalam tubuh. (3) Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kecenderungan yang
kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya
hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel
tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut
tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO.
Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara dalam
darah perokok mencapai 4-15 persen. (4) Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu
bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat
rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah
dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan
gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40
mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.
—Antibodi Menurun
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan
akibat merokok. Tejadinya perubahan dalam rongga mulut sangat masuk diakal
karena mulut merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran
rokok. Temperatur rokok pada bibir adalah 30 derajat C, sedangkan ujung rokok
yang terbakar bersuhu 900 derajat C.
Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga
mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan
mengurangi pengeluaran ludan. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih
an-aerob (suasana bebas zar asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai
untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok berisiko
lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi
dibandingkan mereka yang perokok.
Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi
terhadap gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti
nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung
gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya
gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh
terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat
di sekitarnya.
Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh
(antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri
dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel
pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang
tubuh sehinggal sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di
sekitarnya juga terhadap infeksi.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan
lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar
dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan
pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah
di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya
radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering tejadi yang disebabkan oleh
plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di
sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga
permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk
pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan
pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi
lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perkok. Pada perawatan
penyakit jaringan pendukung gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih
luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang
sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan
karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga
lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari
berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu
sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit
jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga
mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan
gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil
metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.
Perlekatan jaringan ikat dan serat-serat kolagen
terhambat, sehingga proses penyembuhan dan regenerasi jaringan setelah
perawatan terganggu.
Tembakau kunyah sering disebut juga tembakau tanpa asap,
tampaknya juga telah menjadi tren dan produknya banyak dimanfaatkan oleh
kalangan muda, atletik dan wanita usia lanjut di Amerika. Di Indonesia mengunyah
tembakau telah menjadi kebiasan sejak dulu. Walaupun tanpa asap kebiasaan
mengunyah tembakau ini diduga sebagai penyebab terjadinya ‘bercak putih’
(leukoplakia) dan terjadinya kanker rongga mulut. Kelainan biasanya terjadi di
daerah pipi, tempat tembakau tanpa asap ini biasa disisipkan. * drg Amalia (sh)
Bahaya Bagi Perokok Pasif
Perokok Pasif Mempunyai Risiko Lebih Besar Dibandingkan
Perokok Aktif
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan
bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahkan bahan berbahaya
dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang
yang merokok, namun juga kepada orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok
yang sebagian besar adalah bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi
perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka merokok di rumah. Padahal
perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru
dan penyakit jantung ishkemia. Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak
mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita kejadian berat badan lahir
rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asthma.
Demikian penegasan Menkes Dr. Achmad Sujudi pada puncak
peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia dengan tema “Kemiskinan dan Merokok Sebuah
Lingkaran Setan” sekaligus meluncurkan buku Fakta Tembakau Indonesia Data
Emperis Untuk Strategi Nasional Penanggulangan Masalah Tembakau tanggal 31 Mei
2004 di Kantor Depkes Jakarta.
Mengingat besarnya masalah rokok, Menkes mengajak seluruh
masyarakat bersama pemerintah untuk menjalankan cara-cara penanggulangan rokok
secara sistematis dan terus menerus yaitu meningkatkan penyuluhan dan pemberian
informasi kepada masyarakat, memperluas dan mengefektifkan kawasan bebas rokok,
secara bertahap mengurangi iklan dan promosi rokok, mengefektifkan fungsi
label, menggunakan mekanisme harga dan cukai untuk menurunkan demand merokok
dan memperbaiki hukum dan perundang-undangan tentang penanggulangan masalah
rokok.
Menurut Menkes, kemiskinan dan merokok terutama bagi
penduduk miskin merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu
sama lain. Seseorang yang membakar rokok tiap hari berarti telah kehilangan
kesempatan untuk membelikan susu atau makanan lain yang bergizi bagi anak dan
keluarganya. Akibat dari itu anaknya tidak dapat tumbuh dengan baik dan
kecerdasanya juga tidak cukup berkembang, sehingga kapasitasnya untuk hidup
lebih baik di usia dewasa menjadi sangat terbatas. Selain itu, kemungkinan
besar sang ayah juga meninggal oleh karena penyakit yang berhubungan dengan
kebiasaan merokok. Demikian seterusnya, sehingga merokok dan kemiskinan
merupakan sebuah lingkaran setan
Menkes menambahkan, kebiasaan merokok di Indonesia
cenderung meningkat. Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
penduduk Indonesia usia dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 31,6%.
Dengan besarnya jumlah dan tingginya presentase penduduk yang mempunyai
kebiasaan merokok, Indonesia merupakan konsumen rokok tertinggi kelima di dunia
dengan jumlah rokok yang dikonsumsi (dibakar) pada tahun 2002 sebanyak 182
milyar batang rokok setiap tahunnya setelah Republik Rakyat China
(1.697.291milyar), Amerika Serikat (463,504 milyar), Rusia (375.000 milyar) dan
Jepang (299.085 milyar).
Menurut Menkes, diantara penduduk laki-laki dewasa,
persentase yang mempunyai kebiasaan merokok jumlahnya melebihi 60%. Walaupun
peningkatan prevalensi merokok ini merupakan fenomena umum di negara
berkembang, namun prevalensi merokok di kalangan laki-laki dewasa di Indonesia
termasuk yang sangat tinggi.
Sedangkan di negara maju yang terjadi justru sebaliknya,
persentase perokok terus menerus cenderung menurun dan saat ini kira-kira hanya
30% laki-laki dewasa di negara maju yang mempunyai kebiasaan merokok. Hal ini
disebabkan tingkat kesadaran masyarakat di negara maju akan bahaya merokok
sudah tinggi. Masyarakat sudah sadar merokok merupakan faktor risiko penyebab
kematian, faktor risiko berbagai penyakit dan disabilitas.
Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia dalam sambutan tertulis
yang dibacakan Dr. Frits Reijsenbach de Haan menyatakan, masyarakat miskin
adalah kelompok masyarakat yang paling menjadi korban dari industri tembakau
karena menggunakan penghasilannya untuk membeli sesuatu (rokok) yang justru
membahayakan kesehatan mereka.
Dalam laporan yang baru saja dikeluarkan WHO berjudul
“Tobacco and Poverty : A Vicious Cycle atau Tembakau dan Kemiskinan : Sebuah
Lingkaran Setan” dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tanggal 31
Mei 2004, membuktikan bahwa perokok yang paling banyak adalah kelompok
masyarakat miskin. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, jumlah perokok
terbanyak berasal dari kelompok masyarakat bawah. Mereka pula yang memiliki
beban ekonomi dan kesehatan yang terberat akibat kecanduan rokok. Dari sekitar
1,3 milyar perokok di seluruh dunia, 84% diantaranya di negara-negara
berkembang.
Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok
terbanyak di Madras India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian
riset lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh
menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan
untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di 3 provinsi Vietnam menemukan,
perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk
pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian
dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.
Menurut WHO, merokok akan menciptakan beban ganda, karena
merokok akan menganggu kesehatan sehingga lebih banyak biaya harus dikeluarkan
untuk mengobati penyakitnya. Disamping itu meropok juga menghabiskan uang yang
seharusnya digunakan untuk membeli makanan yang bergizi.
Untuk mengurangi/menghilangkan kemiskinan, pemerintah perlu
segera mengatasi masalah konsumsi tembakau. Karena itu Kepala Perwakilan WHO
untuk Indonesia mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih serius lagi
mempertimbangkan untuk menandatangani global Framework Convention on Tobacco
Control (FCTC) akhir masa penandatangan akhir Juni 2004. Dengan demikian Indonesia dapat menjadi pemimpin
regional dalam gerakan pengawasan tembakau.
Selain meluncurkan buku, Menkes menyerahkan penghargaan
“Manggala Karya Bakti Husada Arutala” kepada Pondok Pesantren Langitan karena
jasanya dalam menciptakan Kawasan Tanpa Rokok serta penyerahan hadiah kepada 4
pemenang Quit and Win (Lomba Berhenti Merokok) yang diselenggarakan Lembaga
Menanggulangi Masalah Merokok (LM3).
Mungkin hanya rokok, satu-satunya produk yang menyantumkan
‘iklan’ - pemberitahuan yang justru menyebabkan orang untuk berpikir tentang
kerugian merokok. Misal : Merokok bisa menimbulkan kanker,
impotensi, serangan jantung, berbahaya bagi janin dan lain sebagainya.
Sedikit info tentang rokok yang berkenaan dengan bahan
pokoknya, tembakau : Tembakau berasal dari kata Indian ‘tobago’ mengandung
sekitar 2.000 unsur kimiawi! Yang sepuluh (10) diantaranya berbahaya bagi
kesehatan, yakni : Tar [belangkin], karbon monoksida, nikotin, hidrogen
sianida, benzopyrene, dimethyl nitrosamine, N-Nitrosonor nikotin, catechol,
phenol dan acrolein. Di beberapa negara telah dikenakan ketentuan-ketentuan
pembatasan kadar tar, nikotin dalam pembuatan rokok. Bahkan di Norwegia, Swedia
dan Finlandia, pembatasan merokok telah tegas diatur dengan undang-undang.
Tahun 1971 pemerintah Norwegia mensahkan pendirian ” National Council on
Smoking and Health ” - Dewan Nasional untuk Merokok dan Kesehatan -
Di Indonesia pemasaran rokok adalah pemasaran produk yang
paling heboh! Gencar menyelusup kesegenap wilayah kehidupan masyarakat disemua
strata. Tua, muda, miskin dan kaya bisa menikmati rokok. Hal yang biasa,
produsen rokok menjadi sponsor acara musik, sehingga masyarakat, kawula muda
khususnya bisa menikmati pertunjukkan musik artis idolanya dengan cuma-cuma. Sponsor
acara olahraga. Meskipun didunia olahraga, merokok adalah hal yang tabu.
Menjadi donatur - sponsor untuk pengelolaan, keindahan taman suatu kota,
kegiatan seminar dan lain sebagainya.
Sungguhpun benar bahwa akibat merokok terhadap kesehatan
seperti yang dicantumkan dalam iklan rokok pada dasarnya ditanggung oleh
perokoknya sendiri; akan tetapi justru kerugian besar malahan terjadi pada
orang-orang yang tidak merokok. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak pernah
merokok tiba-tiba menderita penyakit yang diakibatkan oleh rokok? Sangat
ironis, dan jumlahnya tidak sedikit!
Mereka yang bukan perokok ketika berada di tempat-tempat
umum, atau berada di lingkungan kaum perokok. Mereka yang terpaksa harus
menghirup asap rokok. Mereka adalah : ” PEROKOK PASIF “.
Udara cemar yang dihirup oleh para perokok pasif
menimbulkan kumatnya penderita asma dan gejala-gejala lain yang membahayakan
bagi para penderita alergi lainnya. Disamping itu juga dapat membahayakan
fungsi jantung bagi yang menderita jantung koroner. Mereka dilanda konsentrasi
asap yang sangat membahayakan; terutama karena mengandung kadar karbon
monoksida yang melebihi kadar yang dianggap aman bagi kesehatan. Mereka secara
tidak langsung juga ikut menghirup asap rokok yang dinikmati oleh orang lain. Penelitian
menemukan bahwa telah ditemukan kadar nikotin yang dapat diukur dalam darah dan
urine para perokok pasif, tragis! Karbon monoksida mampu merembes melalui
dinding alveoli ke dalam darah. Lebih mudah dari oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh. Keberadaan karbon monoksida dalam darah mencegah darah untuk menyerap
jumlah oksigen yang normal dibutuhkan. Dengan demikian orang harus bernafas
lebih cepat dan jantung harus memompa lebih kuat untuk mendapatkan oksigen yang
diperlukan. Artinya peristiwa ini akan meningkatkan tekanan dan memberikan
beban yang lebih berat pada jantung.
Sesuatu yang lebih serius dan sangat ditakuti, asap rokok
mengandung tar yang dikenal sebagai penyebab kanker. Asap rokok yang mengandung
nikotin juga merangsang dinding pipa bronkial. Makin lama rangsangan ini makin
meningkat dan tubuh akan membuat lebih banyak lendir untuk mencoba
‘menenangkan’ pipa-pipa bronkial, sehingga menimbulkan bronkitis dan/atau
emfisema.
Beberapa penyelidikan membuktikan bahwa anak-anak yang
orang tuanya merokok lebih mudah menderita penyakit pernafasan daripada
anak-anak yang orang tuanya tidak merokok. Orang tua yang menderita penyakit
infeksi pernafasan, anaknya dua kali lebih banyak menderita bronkitis dan
pneumonia pada umur dibawah satu tahun. Anak-anak dari ibu yang merokok tidak
saja mengalami risiko pada masa sebelum dilahirkan, tetapi selama berumur
kurang dari satu tahun juga dalam risiko yang lebih besar untuk menderita
penyakit serius. Meningkatnya kalangan perokok pada wanita, memperlihatkan
intensitas kanker paru di kalangan wanita makin meningkat. Lebih memprihatinkan
lagi merokok pada waktu hamil berpengaruh buruk pada janin dan bayi yang
dilahirkan dan dapat menyebabkan kelahiran dini - prematur.
Jika Anda adalah perokok dan punya sedikit rasa kasih
sayang dan ingin berbuat baik bagi sesama terutama bagi yang tidak merokok,
maka usahakan berhenti merokok atau dengan mengurangi rokok yang Anda isap atau
paling tidak merokoklah di tempat khusus yang telah disediakan. Tidak merokok
sembarangan. Tidak merokok di ruangan tertutup, di tempat umum yang ber AC, di
ruang rapat, pertemuan, di rumah makan, di dalam lift, di dalam kendaraan umum,
di lingkungan yang ada orang tidak merokok, wanita hamil, bayi,
anak-anak kecil. Matikan rokok sesudah diisap 2/3 panjang
rokok. Sebab 50% dari tar terkumpul dalam 1/3 batang rokok yang tersisa.
Khususnya bagi perokok: Tetap tidak merokok habis seluruh
batang, meskipun rokok tersebut berfilter. Sebab filter TIDAK menjamin bahwa
asap yang diisap sudah bebas dari tar dan nikotin. Kemudian dengan mengurangi
banyaknya asap yang diisap masuk kedalam paru-paru, dan mengisap rokok dengan
kadar tar dan nikotin yang rendah.
Karena ketika merokok telah menjadi kebiasaan yang sukar
dihilangkan maka merokok bahkan menjadi ‘jembatan’ yang dapat mendekatkan
pelakunya pada bahaya yang lebih besar yaitu : bahaya narkoba, terutama
ber-ganja-ria. Akibat merokok nyata-nyata langsung maupun tak langsung
berakibat buruk bagi kesehatan si perokok sendiri, maupun orang lain yang tidak
merokok - perokok pasif. Akibat merokok bisa menyebabkan lahirnya manusia yang
tidak produktif, lemah, tidak berkualitas. Yang bahkan bisa menjadi beban bagi
keluarga, lingkungan juga bangsanya.
Zat-zat yang
terkandung dalam rokok
Dalam setiap batang rokok yg anda hisap, terkandung 3 zat
berbahaya bagi kesehatan anda, yaitu :
TAR : Zat berbahaya ini ( berupa kotoran pekat ) dpt
menyumbat & mengiritasi paru2 & sistem pernafasan, shg menyebabkan
penyakit bronchitis kronis, emphysema & dlm bbrp kasus menyebabkan kanker
paru2 ( penyakit maut yg hampir tak dikenal oleh mereka yg bukan perokok
).Racun kimia dlm TAR jg dpt meresap ke dlm aliran darah & kemudian
dikeluarkan di urine.TAR yg tersisa di kantung kemih jg dpt menyebabkan penyakit
kanker kantung kemih.
NIKOTIN : Adalah suatu zat yg membuat kecanduan & dpt
mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal )
, sehingga menambah resiko terkena penyakit jantung.
KARBON MONOKSIDA : Zat ini dpt meresap dlm aliran
darah& mengurangi kemampuan sel2 darah merah untuk membawa Oksigen ke
seluruh tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran
darah.Selain itu, karbonmonoksida memudahkan penumpukan zat2 penyumbat pembuluh
nadi, yang dapat menyebabkan serangan jantung yg fatal….juga dapat menimbulkan
gangguan sirkulasi darah di kaki.Efek terakhir ini membuat para wanita perokok
lbh beresiko ( drpd wanita non perokok ) mendpt efek samping berbahaya bila
meminum pil kontrasepsi ( pil KB )…itulah sebabnya mengapa para dokter
kandungan ( ginekolog ) umumnya segan memberi pil KB pd wanita yg merokok.
Hindarilah merokok pd masa kehamilan, krn NIKOTIN 7
KARBONMONOKSIDA yg terdpt dlm aliran darah wanita perokok dpt membuat pembuluh
darah di Plasenta ( ari - ari ) mengecil, sehingga Oksigen & Zat2 makanan
yg mencapai janin akan berkurang, yg mana akhirnya dpt mengganggu pertumbuhan
janin itu sendiri & mengakibatkan bayi dilahirkan dgn berat badan kurang,
shg hrs di rawat dulu di unit perawatan khusus utk bayi yg baru lahir.
Kandungan ke 3 zat berbahaya di dlm rokok tsb, memang
berbeda - beda utk setiap merek rokok.
Tetapi mengganti merek rokok yg dihisap, bukanlah cara yg
efektif utk mengurangi resiko2 yg dpt ditimbulkan dr kebiasaan merokok.Cara
terbaik utk menghindari rokok adlh dgn berhenti merokok…..dan jika anda
berhasil berhenti merokok, maka peluang terjadinya gangguan2 kesehatan spt di
atas akan semakin mengecil setiap tahun nya.
Cara mengatasi bahaya merokok
Adapun untuk mengatasi kecanduan merokok di antaranya
adalah hal-hal berikut:
-Tarbiyah (pendidikan) keimanan yang sungguh-sungguh untuk
setiap individu masyarakat.
-Adanya
teladan yang baik saat di rumah, sekolah dan lingkungan lainnya.
-Melarang para guru merokok di depan murid-murid nya terutama
yang masih berusia belia.
-Penerangan yang gencar dan intensif tentang bahaya
merokok.
-Membebankan pajak yang tinggi terhadap berbagai jenis
rokok.
-Melarang merokok di tempat-tempat kerja, stasiun, bandara
dan tempat-tempat umum lainnya.
-Menyebarkan fatwa para ulama yang menjelaskan tentang
haramnya rokok.
-Menyebarkan nasihat-nasihat dan peringatan-peringa tan
para dokter tentang bahaya rokok.
-Peringatan tentang bahaya rokok
dalam
ceramah-ceramah, khutbah dan lainnya.
-Nasihat secara pribadi kepada perokok. Serba-serbi Rokok
1.Setiap harinya ada 44 orang meninggal dunia di Inggris akibat rokok.
2. Setengah batang terakhir rokok mengandung zat yang jauh
lebih berbahaya dari setengah yang pertama.
3. Pemerintah Italia pada tahun 1962 melalui UU. No.
65 melarang melakukan iklan rokok dan berbagai hal yang
berkaitan dengannya.
4. Sebagian dokter berkata, dalil-dalil sangat kuat
sehingga sampai pada tingkat tidak ada jalan lain menurut perasaan kita sebagai
dokter yang bertanggung jawab terhadap kesehatan umat manusia kecuali kita
harus memperingatkan masyarakat dari bahaya rokok yang mengancam mereka.Karena
itu mereka harus berhenti merokok!
5. Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Masuti sangat keras
dalam hal rokok, sehingga buku-buku yang ditulisnya banyak membahas tentang
haramnya rokok, di antaranya:”Pemahaman dan Penjelasan tentang Bahaya Tembakau
yang dikenal dengan Nama Rokok”, “Mutiara-mutiara Pilihan dalam Penjelasan
Tentang Haramnya Tembakau yang dikenal dengan Nama Rokok.”